Obiy Shinichi Art | Hilangnya Gairah Film Indonesia | Seakan kehilangan kreatifitas dan ide, dunia perfilm-an Indonesia semakin menuju pada era yang sangat berbeda jauh dari tahun 80 atau 90-an. Seperti kita ketahui, film Indonesia justru lebih mengedepankan percintaan dengan minim pesan, mengedepankan scene yang kurang pantas sehingga tidak jarang banyak sekali film-film bioskop yang tidak tayang di Televisi Nasional. Kemungkinan juga akan banyak sekali adegan-adegan yang akan terkena sensor dan mengurangi durasi.
Kita akan membahas apa saja yang sudah hilang di dunia perfilm-an Indonesia. Beberapa poin yang menurut Osa benar-benar kurang.
1. Tidak adanya re-generasi dari Warkop DKI
Siapa yang tidak tahu apa itu Warkop DKI. Grup trio yang dulunya memiliki nama Warkop Prambors ini menjadi sangat fenomenal sekali di tahun 80 sampai 90an. Bahkan sampai kehilangan satu personil pun mereka masih membuat sebuah sinetron di salah televisi swasta. Ini menjadi bukti yang sangat jelas bagaimana kreatifnya mereka untuk memberikan hiburan bagi para penggemarnya.
Sumber : wikipedia |
Menjadi populer berkat film-filmnya, Mana Tahan menjadi film perdana yang membawa nama grup ini mulai dikenal masyarakat.
Seharusnya, dengan kehilangan mereka dan dengan sudah banyaknya komedian-komedian ternama di Indonesia sekarang ini, bisa menghadirkan kembali sosok Warkop DKI seperti era 80-an. Karena Osa yakin dengan kembalinya sosok layaknya mereka, akan mengembalikan lagi gairah penikmat film Indonesia dan menambah kreatifitas sutradara-sutradara serta para penulis naskah untuk terus berkarya.
Misalnya saja tuh ya "Bajaj". Mereka yang sampai saat ini terus eksis dengan tampil sebagai grup hasil audisi di televisi swasta, mungkin saja bisa untuk menggantikan grup legendaris. Namun hal ini hanya sebatas angan-angan saja loh.
2. Tidak adanya Film yang Bersekuel
Keseruan dari sebuah film adalah dengan adanya cerita yang bisa berlanjut. Seperti sinetron, menceritakan satu judul namun dengan scene dan kejadian yang berbeda dan terus berkembang. Maraknya sinetron di televisi seharusnya bisa mereka (Sutradara dan penulis) tuangkan juga pada film bioskop.
Kita ambil contoh film dengan sekuel yang paling di tunggu, contohnya Transformer, Fast Furious, dan Star Wars. Film yang sudah memiliki lebih dari 5 judul ini terus saja di nanti-nantikan. Dan sayang sekali di Indonesia film dengan sekuel seperti ini sangat jarang untuk di jumpai. Satu judul saja sudah selesai dan tanpa lanjutan lagi.
Sumber : Obiy Shinichi Art |
Tapi tidak semuanya, Osa sempat menonton "Ketika Cinta Bertasbih" menjadi film sekuel pertama yang Osa tonton. Betapa bangganya, betapa terharunya. Selain karena film tersebut yang syarat akan nasihat, film tersebut juga beberapa scene di ambil di Timur tengah, Mesir. WOOW. Membanggakan sekali yaa.