Obiy Shinichi Art - Sampang | Seakan menjadi rutinitas tahunan, Sampang menjadi satu dari beberapa kota di Indonesia yang terus-menerus menjadi pelanggan setia musibah banjir. Air kiriman yang mereka (warga Sampang) katakan adalah penyebab vital penyebab banjir ini. Benar memang, saat hujan hanya terjadi di Kota Sampang saja, banjir yang terjadi hanya karena penyumbatan yang terjadi di semua saluran drainase di Kota ini.
Sebaliknya, ketika hujan melanda di daerah utara kota Sampang, hal ini menjadi momok menakutkan yang bisa berakibat banjir yang cukup parah. Saat hujan melebihi satu jam, di beberapa kampung akan mengalami banjir karena sumbatan pada saluran drainasenya. Hal tersebut hanya bermasalah pada drainase saja. Sebelum banjir besar melanda kota Sampang, nyaris di beberapa kecamatan terjadi hujan masing-masing sampai satu setengah jam lebih.
Beberapa foto dibawah ini adalah detik-detik menuju banjir. (Alay bahasa bro). Jum'at 27 Februari 2016 hujan deras selama 2 jam lebih. Mulai jam 3 sore (15.00 WIB), jam 17.30 WIB masih ninggalin gerimis yang tak kunjung henti juga. Alhasil air hujan tersebut menggenang sampai masuk ke dalam rumah Osa. Gak kebayang bakalan banjir lagi :(. Alasannya? 2014 lalu sempet gak banjir soalnya. Hahaha.
Luapan Air Hujan Di Depan Rumah Osa - 26 Februari 2016 |
Luapan Air Hujan Di Depan Rumah Osa - 26 Februari 2016 |
Luapan Air Hujan Di Depan Rumah Osa - 26 Februari 2016 |
Dari banjir yang meluap karena hujan inilah, terus memicu kabar yang kurang mengenakkan juga. Ada yang mengatakan kalau di daerah utara, baik Kedungdung, Robatal dan lainnya juga sedang hujan lebat selama 2 hari berturut. Saking penasarannya akhirnya Osa coba untuk melihat ke bantaran sungai Kota Sampang, hasilnya mengejutkan. Airnya sudah hampir meluap sampai pembatas sungai. Jiahahaha.
Sebelum telat Osa langsung pulang dan bergegas untuk mengangkat semua barang-barang Osa ke atas lemari. Ternyata tindakan Osa kurang mendapat perhatian dari orang tua, katanya tenang aja. Paling banjir ini cuma dari air hujannya aja. Wew, Osa pun berpikiran demikian. Ah nanti sajalah kalo gitu. Osa memutuskan untuk tidur sembari mikir "ni air hujan kayaknya sudah mau naik ke lantai kamar, cuekin sajalah".
Sabtu jam 00.30 WIB ada pengumuman dari Masjid sebelah (Kebetulan di Kampung Osa juga terdapat Masjid, hanya saja tidak mengetahui kabar ini) yang memberikan informasi kalau air sungai di Robatal sangat tinggi dan kemungkinan besar akan menyebabkan banjir yang cukup tinggi. Osa pun terbangun jam 01.00 WIB karena mendengar suara grusak-grusuk yang ternyata kedua orang tua Osa sedang membereskan dan mengangkat semua barang ke tempat yang lebih tinggi. Sontak Osa langsung bangun dari tempat tidur dan membantunya. Osa lihat keluar sisa air hujan belum juga surut dan hari sudah sangat gelap. Di tengah malam pun Osa terbangun, bukannya sholat malah siap-siap ngadepin banjir. Hehehe.
Sabtu 27 Februari 2016, jam 02.00 WIB Osa mlaku-mlaku ke jalan raya. Ternyata semua orang sedang asyik-asyiknya tidur pulas. Lah kenapa Osa sendiri yang rame ngangkatin barang-barang. Bahkan yang rumahnya di dekat sungai pun masih rapat menutup pintu dengan lampu yang masih dalam keadaan mati, dan mobil yang asyik nongkrong di garasi mereka. Hahaha. Mungkin itu sebagian dari mereka yang mengabaikan atau tidak mendengar pengumuman dari Masjid sebelumnya.
Dalam menghadapi musibah seperti ini, Osa menerapkan peribahasa "Mencegah lebih baik dari pada mengobati", dan "Sedia payung sebelum hujan". Karena memang bener loh, apa-apa itu memang harus dipersiapkan sebelum akhirnya nyesel karena gak ada persiapan sebelumnya.
Sebelum banjir yang melanda di tahun 2016 ini, Sampang memang sudah terkenal sebagai satu sekian banyak Kota di Indonesia yang menjadi langganan banjir. 2013 lalu terbilang menjadi banjir yang cukup tinggi, intensitas ketinggian air mencapau 180cm. Karena pada waktu itu Osa sampai tidak menginjak ke tanah dengan sempurna (bukan hantu loh ya). Lantas bagaimana dengan barang-barang Osa waktu itu? Alhamdulillah terselamatkan, hehehe.
Sebelum banjir yang melanda di tahun 2016 ini, Sampang memang sudah terkenal sebagai satu sekian banyak Kota di Indonesia yang menjadi langganan banjir. 2013 lalu terbilang menjadi banjir yang cukup tinggi, intensitas ketinggian air mencapau 180cm. Karena pada waktu itu Osa sampai tidak menginjak ke tanah dengan sempurna (bukan hantu loh ya). Lantas bagaimana dengan barang-barang Osa waktu itu? Alhamdulillah terselamatkan, hehehe.
Bagaimana dengan banjir di Tahun ini?
Luar biasa. Hahaha. Yang biasanya tidak sampai dua hari, tahun ini sudah bisa mencapai 2 hari banjirnya. Kok bisa? Yups, pada sore hari 27 Februari 2016 banjir sudah mencapai puncaknya. Namun, di malam hari hujan mengguyur, baik di kota atau di pedesaan yang juga di aliri oleh sungai. Di Sampang sendiri hujan hanya berselang beberapa menit (sekitar 30 menit). Berbeda dengan kota, ternyata di desa kembali mendapat hujan deras nan lebat, lama pula. Ujung-ujungnya di pagi hari jam 07.00 WIB 28 Februari sungai kembali meluap. Desas-desus pun menyerebak. Ada yang mengatakan banjir di tahun ini akan lebih besar dibanding di tahun 2013 lalu. Tegang jadinya gara-gara isu tak bermutu tersebut.
Ketinggiannya nyaris sama dengan di tahun 2013, sempat surut di hari kedua setinggi 40cm sampai hari Ahad 28 Februari 2016 jam 06.00 WIB. Dan sesuai dengan desas-desus diatas, banjir kembali meninggi, namun tidak sampai 20cm. Mereka yang mengatakan banjir akan lebih tinggi lagi hanya menghangatkan suasana saja. Biar lebih waspada lagi orang-orang yang kebanjiran.
Osa buka lemari perlengkapan dapur, wow. Semua piring-piring dan gelas kepunyaan Ibu tergenang dalam banjir. Hehehe. Cuci piring dan gelas menjadi solusi dan pekerjaan utama selepas banjir melanda.
Sekian dari Osa.